Jumat, 01 Maret 2013

[Chapter 18] FF: Venus vs. Mars

Chapter 18: 'Pencuri bibir seorang gadis'

Ne, ceritanya makin klimaks... Apa yang kalian pikirkan waktu baca judul chapnya? wkwkwk yang ini beneran tentang Suzy sama Minho deh... Meskipun adegannya gak bikin aku deg-degan waktu ngetiknya.
Happy Reading~!

-Khodi-

"Unnie, jangan lupa ice creamnya besok loh!" sahut Seohyo dengan begitu gembiranya lalu bergegas pergi dari kamar Amber, tapi Amber yang merasa 'rugi' dengan cepat menarik kerah belakang baju anak itu supaya menahannya pergi.
"Heuh! enak banget! ceritain kronologisnya gimana?!"
"Eummm....."

#FLASHBACK
"Awas Saeng, kau bisa terkena air panas..." kata Minho sambil menuangkan termos berisi air panas ke cangkir teh untuk Suzy. Seohyo asik melihat tangan Minho yang sangat cekatan. Disamping Seohyo juga ada Sooyoung yang menemani.
"Ne, Oppa... Oppa juga, Jinsimhaeyo!"
"Saeng mau tau sesuatu?" kata Minho kini merendahkan volume suaranya.
"Mwo?"
"Aku suka Suzy..."
"Aihh sudah kuduga...!" Minho terkejut, tapi Seohyo meneruskan kalimatnya lagi, "Haenseom oppa gak suka aku ya? Sukanya sama Suzy unnie!" Seohyo terlihat murung, padahal maksud ucapannya itu meledek.
"Aku juga suka Seohyo tapi kan-" Minho berhenti bicara, dia gak tau lagi harus bicara apasih!
"Ne??" tanya Seohyo heran seolah gak mengerti.
#FLASHBACK END

"Lalu??" tanya Amber dengan wajah penasaran.
"Sooyoung-unnie tiba-tiba tersenyum tanpa alasan..." jawab Seohyo
"Eh, jangan-jangan..."
"Waeyo?"
"Di jalan tadi lu minta gue gendong supaya Minho sama Suzy bisa berdua ya?" 
Seohyo tidak menjawab, dia cuma tersenyum manis. Amber hendak menjewer telinganya, tapi Seohyo udah lari duluan,
"Anak nakal!" katanya sambil menahan tawa.

Melupakan soal Seohyo, Amber merangkak mengambil ponselnya yang ada di ujung kasur, dan segera menelepon Suzy.
"Zy, udah sampe rumah?"
"Udah barusan aja...."
"Minho gimana?"
"Dia percaya sama omongan orang gila!!"
Amber shock, dia menutup sambungan telepon dan berteriak,

"Ummaaaa~ Orang gilanya masih ada!! Cepat telepon kantor polisi!!"

.

Sementara itu di rumahnya, Suzy terbaring di sofanya dengan kaki yang diangkat dan disandarkan di sandaran sofa. Matanya menatap televisi dengan pandangan terbalik. Suzy merasa, ada yang aneh... itu saja!

Gak lama kemudian, handphonenya berbunyi. Tangan Suzy mengambil handphone yang ditaruh nya di lantai itu. 
"Suzy-chagi..." terdengar suaranya Yomin yang menelepon, terdengar juga samar-samar suara mesin mobil yang sedang berjalan.
"Ne, appa..."
"Aku sudah di jalan, sebentar lagi sampai...."
"Yeess...!" kata Suzy dengan senangnya sampai terbangun dari sofa.
"Suzy-chagi mau apa?" 
"Aku mau...makan..." balasnya dengan permintaan singkat karena perutnya yang lapar.
"Ne, aku beli nanti..."
"Jinsimhae!!!"

Begitu Yomin sampai rumah, Suzy menyapanya sambil tersenyum. Yomin melepas jas nya dan segera pergi ke Dapur, memasak Kimchi-jjigae (kimchi daging) untuk makan malam mereka berdua. Suzy memperhatikan tangan Yomin yang sedang memasak, memotong kubis dan daging juga rempah-rempahnya. Mereka sekeluarga emang pada bisa masak semuanya, kecuali Suzy.

Ketika kimchinya siap, mereka berdua duduk berhadapan dan makan dengan tenang, bawang bombai dan kuah panasnya membuat badan Suzy menghangat. Dia kagum banget sama appanya itu, mungkin kalo Suzy jadi Yomin dia bakal beli makanan siap saji daripada beli bahan-bahan dulu dan memasaknya di rumah.

"Enak?" tanya Yomin
"Enak!" balas Suzy riang
"Jaejoong-chagi itu pulang lusa ya?" Suzy mengangguk, 
"Selama dia pergi, apa yang Suzy-chagi makan?" tanyanya lagi
"Banyak kok, appa gak usah khawatir. Bagaimana kerja appa?"
"Semuanya baik..."

"Ya, appa..." sebut Suzy sambil merunduk, mungkin sekarang waktunya. Dia ingin menjelaskan perasaan aneh ke salah satu orang terdekatnya, Yomin pasti bisa mengerti.
"Ne, waeyo? Suzy-chagi sakit?"

"Ani..." Suzy malah menjawab dengan lemas, malah bikin Yomin keheranan, "Appa, aku merasa kosong. Semua yang kulakukan seperti gak ada gunanya. Setiap di dekatnya ah tidak- setiap aku ingat atau mendengar namanya aku jadi gugup setiap saat..."

"Semuanya jadi aneh, aku rasa hidupku baik-baik saja... Setiap di rumah aku merasakan kebosanan yang besar, ketika ingin berangkat sekolah aku semangat padahal aku benci pelajaran di hari itu. Aku ingin ada di dekatnya, tapi begitu dia dekat serasa ada sesuatu yang memanaskan perutku juga membuat dada ku sakit. Appa eotteokhaeee!!!" kata Suzy tanpa terasa begitu selesai menjelaskan semuanya, air mata nya turun begitu banyak, dia menutup mata dengan lengannya.

"Suzy-chagi...sudah besar yah!" Yomin tersenyum tipis, "Perut mu panas? tentu, karena ada kupu-kupu sedang berterbangan di dalamnya. Dada mu gak sakit kok! itu yang disebut 'berdegup' "
"Waeyooo..." Suzy masih belum bisa menghentikan tangisnya.
"Kenapa Suzy-chagi anggap ini masalah besar? semua orang merasakannya kok, dada ku juga berdegup karena aku hidup... Suzy-chagi hanya perlu menikmatinya saja, dan akhirnya pasti seneng!"

"Ikuti apa kata hati Suzy-chagi... ne? jangan menangis lagi... kalau menitik di mangkuk, kimchinya bisa jadi asin... habiskan lalu pergi tidur, ini sudah jam tidur loh..."

"Appa..."
"Ne?"
"Goomaawooyoo...." kata Suzy dan malah menangis lebih banyak lagi.

.
.
.

Hari ini, hari yang baik untuk Minho. Dia gak sabar buat cepet-cepet istirahat lantaran kemarin waktu dia abis mengantar Suzy, Minho punya ide iseng buat meriksa barang-barang pribadi di kamarnya Jieun yang ternyata gak dikunci. Hasilnya dia menemukan poster lampau H.O.T dan sebuah CD yang sepertinya berisi ratusan lagu koleksi Jieun. Karena kemarin itu sudah terlalu malam untuk membuka file CD dan Minho pun mulai mengantuk, jadinya dia berencana pergi ke listening room untuk mendengarkan CD itu.

Beberapa menit kemudian, ketika bel istirahat berbunyi Minho bergegas memasukan CD itu ke kantung blazer nya.

"Ho, mau kemana?" tanya Sooyoung heran dengan gerik Minho.
"Listening room..."
"Pasti mau denger CD ensiklopedia, belajar melulu..." jawab Sooyoung dan orang yang diajak bicarapun sudah beranjak keluar.

Sooyoung salah!

.

Minho membuka pintu listening room, udara dingin AC seketika menerpanya. Terlihat ada beberapa murid yang mendengarkan CD berisi materi pelajaran yang memang telah banyak disediakan. Ada sekitar 30 unit alat pemutar CD ada yang hanya bisa menyetel mp3 ada pula yang bisa menyetel video dan mp3. Minho melangkahkan kaki menuju sebuah unit pemutar video dan mp3, siapa tau aja di dalam CD ini juga berisi video tertentu. Sebenernya sih, aneh membuka file musik di tempat yang disediakan untuk belajar, untungnya suasana sepi. Maklum ini kan bukan lagi musim ujian.

Setelah menyetel CD nya, Minho memasang headphone.
'yah cuma ada lagu-lagu doang....' gumamnya kecewa

Karena gak mau dateng sia-sia, akhirnya Minho menyetel secara acak lagunya, banyak lagu yang dia sudah tau seperti T-Ara, Beast, Suju, ataupun SNSD. Kini dia mendengarkan sebuah lagu dari boyband rockie yang dia belum tau, karena penasaran Minho mendengarnya baik-baik.

BtoB - Lover Boy
'Aku tak mengerti soal cinta, i wan't you only you.... Tak bisa melepasmu begini...'

"Lirik nya biasa aja..." pikirnya lalu mendengar part verse 1

'Ingat pertemuan pertama kita? Hari yang hujan di jalan Apgujeong. Berdiri di bawah satu payung dan sadar akan bahu yang membasah... Kita sangat senang'

"HAHAHA" liriknya sukses bikin dia ketawa cukup keras dan membuat orang-orang rajin yang sedang belajar disekitarnya melirik dan menatapnya tajam, ups~

"Annyeong!!" Tiba-tiba suara Minah menyapanya, dia menepuk pundah Minho dari belakang dengan cukup keras. Minah tersenyum lebar, "Kebetulan sekali, gue juga lagi kesini!"

Minho segera melepas lalu meleherkan headphone nya, lalu berbalik menghadap Minah yang ada di belakangnya.
"Lu pasti menguntit!" tuduhnya dengan tatapan teramat datar dengan nada bicara yang biasa banget.

"Heu, jahatnya... gue kan juga mau belajar disini..."
"Meragukan..."

"Tadi kenapa ketawa, Minho-ah?" tanya Minah bersemangat. Minho yang sadar waktunya terbuang untuk menghadapi Minah segera berbalik dan memakai headphone nya kembali untuk lanjut denger musik.

"Wah, Minho suka Sistar ya?" kata Minah sembari melihat layar LCD yang sedang diputar lagu Loving You nya Sistar, "Lagunya yang Alone juga bagus tuh! gue paling suka yang itu!" katanya dengan riang, tapi Minho gak bergeming dia malah membesarkan volume nya. Seolah pantang menyerah, Minah malah mengangkat sisi kanan headphone dari telinga kanannya Minho dan berbisik keras,

"Gue bilang, lagunya yang Alone juga bagus!"
"Jangan ganggu gue..." bentak Minho dengan pelan karena gak mau yang lain keganggu, bentakannya malah dibalas senyuman oleh Minah.

"Gue lagi suka comeback CNBlue!! lagu nya bagus!" Minah kembali melakukan hal yang sama meskipun akhirnya Minho menangkis dan justru menepuk tangan Minah.

"Oh iya, ngomong-ngomong lu udah tau belum kalo 4Minute buat subgrup 2yoon??"
"Berisik...!" Minho menyerah, dia gak bisa denger musik dengan tenang disini. Segera dilepasnya CD dan dia pergi dari listening room.

"Temui dia, jebal..."

.

"Minho-ssi, ingin kemana?" tanya Hyosung dengan ramah saat berpapasan dengan Minho di koridor.
"Ke kantin..." jawabnya biasa

"Mau beli apa?" tanya Hyosung lagi, Minho agak heran dengan pertanyaan Hyosung yang terlalu detail. Gak biasanya Hyosung kayak gini.
"Cuma minuman kaleng..."
"Anu, mesin minumannya sedang rusak sepertinya jadi gak bisa dipakai..." terang Hyosung sambil menundukan pandangannya, terlihat jelas kalau dia gugup.
"Oh..." balas Minho bingung, dia gak jadi ke kantin dan percaya omongan Hyosung meskipun sedikit ragu.

Minho membalikan arah tubuhnya menuju halaman belakang berniat main bareng anak-anak yang ada disana. Tapi di tangga turun dia melihat Siwan yang ingin naik ke atas dengan Amber di sebelahnya yang membawa basket,

"Eh, gak pada main basket?" tanya Minho.
"Ani, lapangannya lagi dipake anak kelas 8 buat ngajarin basket junior..." jawab Siwan, Amber yang di sampingnya menganggukan kepala.

"Kok gak di ruang olahraga aja? kan lebih enak..."
"Ruang olahraga...." Siwan berpikir. "Di pake anak-anak tennis!!" jawab Amber spontan
"Ha! Ne! dipake anak-anak tennis!!" Siwan membenarkan.
"Oh... gue ke kelas aja deh..."

.

"Ho, kayaknya ada buku gue yang ketinggalan di loker lu deh!" kata Sooyoung yang terduduk manis di bangkunya sambil membaca komik.
"Buku apaan? perasaan gak deh, kan loker gue di kunci..." kata Minho kebingungan, dari kemaren dia ataupun Sooyoung gak sama sekali pergi ke sana.

"Ah, ada kok! buku biologi gue ketinggalan di situ!" jawab Sooyoung meyakinkan.
"Masa sih?"
"Gak tau, kayaknya gak sengaja..." kata Sooyoung menggaruk telinganya dan tersenyum tipis. Sedikit gugup.
"Aneh...pulang sekolah gue ambil deh..."
"HAJIMA!" kata Sooyoung meninggikan suaranya, membuat Minho terhentak kaget.

"Waeyo!"
"Abis ini kan ada pelajarannya..." tanpa basa-basi lagi Minho langsung melangkah ke loker. Sooyoung menengokan kepalanya ke dinding melihat jam yang tergantung di sana,

"20 menit lagi sebelum bel masuk, pasti sempet!"

.

"Gak ada tuhh!" kata Minho kesel, dia sudah memeriksa isi lokernya dan gak ada sebuah buku yang bertuliskan Choi Sooyoung pada label pemiliknya, yang ada di sini cuma handuk olahraga sama sepatu kets. Tiba-tiba secarik surat berwarna hitam terjatuh dari lokernya. Sepertinya seseorang telah telah memasukannya lewat celah engsel pintu lokernya.

'Jam istirahat, sisi kanan belakang di halaman belakang... Neol gidarida'

"Eh??" suaranya tercekat ketika membaca isi surat itu, tulisannya terasa gak asing meskipun dia sendiri lupa kalo itu tulisan siapa. Tanpa pikir panjang dia melangkah menuju halaman belakang, firasatnya mengatakan kalau dia harus begitu.

.

Suzy merundukan kepalanya, badannya menyender di balik sebuah batang pohon tua yang cukup besar. Didengarnya langkah kaki seseorang yang memang ditunggu dari tadi. Anginnya cukup besar membuat rambut Suzy terhembus dan rok nya terkibas ke samping. Suasananya sangat sepi, gak ada orang yang menghabiskan waktu istirahat mereka untuk 'menyepi' disini. Hanya terdengar samar-samar suara orang-orang yang sedang bermain di kejauhan.

"Oh, Bae Suzy..." kata Minho tanpa terkejut, dia gak menghampiri Suzy melainkan ikut menyenderkan badannya di pohon yang sama namun sisi yang berlawanan. "Ne, jadi ada apa repot-repot panggil gue?"

"Ka-kalo gue bilang 'Saranghae' apa ka-kata itu gak akan cukup?" kata Suzy terbata karena terlalu gugup.
"Gue rasa akan lebih cukup kalo menyebut nama orang yang dimaksud..." jawab Minho malah jadi ikut gugup.

"Begitu ya?" Suzy menelan ludahnya, menegakan tubuhnya dan mempersiapkan suara, "S-SSARANGHAE!" katanya dengan lantang, lalu malah memelankan suaranya dengan sangat pelan "Choi Minho...."

"Jeongmal?" kata Minho datar, menyembunyikan hatinya yang berdegup sangat kencang
"Berpikir gue bercanda?" Suzy nanya balik, pipinya sudah memerah daritadi. Kalo Minho ada dihadapannya, Minho akan dengan sangat jelas melihat wajah merah Suzy yang semakin marun.

"Buktikan...." kata Minho membuat Suzy bingung. Kepala Suzy tertunduk, poninya jatuh dengan rapih di keningnya, dia menggigit bibir dengan keras lalu mulai mencoba bicara lagi,
"Dengan apa?"

"Orang bilang kalau ciuman itu tanda seseorang sudah terikat sama orang lain..." jawab Minho
"J-j-jajadi??"
"Cium gue..."

"Eh?" Suzy malah jadi keheranan,
"Eh, itu...jangan dibawa serius, Mianhae..." Minho malah berkata dengan cepat karena gugup dan takut lawan bicaranya itu tersinggung, "Jeongmal Mianhae, lu gak harus benar-benar melakuka-"

'chu!' Tanpa dia sadari, Suzy telah berjalan perlahan menghampirinya dari samping lalu berjinjit dan mencium bibir Minho dengan lembut. Minho terbelalak, di arahkan pandangannya dalam wajah polos Suzy yang memejamkan matanya.

"Neol saranghae, gue telah menemukannya..." Suzy membuka matanya perlahan
"Neol gidaridasseo, gue gak pernah berpikir lu merasa hal yang sama"

Minho menyudahinya, dia menepuk kepala Suzy dengan halus.

"Cheoumiya..." (pertama kalinya) ucap Suzy sangaaaaat pelan.
"Menyesal? ini yang kedua kalinya buat gue..." kata Minho

Suzy mencubit bibirnya, merasa sedikit kesal dan menganggap ini gak adil. Sampai Minho kembali berkata,
"Gue pernah melakukannya, waktu lu tidur pas kita dihukum Pak Jinwoon di perpustakaan... Gue melakukannya..."

Suzy kaget, badannya terperanjat. Dia kembali mengingat kejadian yang sudah lampau itu, Minho telah mencuri first kiss nya tanpa dia sadari... Benar-benar tanpa dia ketahui.

"Ini yang kedua kalinya.... buat gue juga lu..." lanjut Minho

"Tanggung jawab!!!" kata Suzy dengan jutek, seolah melupakan kejadian yang barusan terjadi. Perbuatan gak sopan mencuri bibir seorang gadis tanpa diketahui, tapi menurut Suzy apa yang dilakukan saat dia mencium Minho itu gak salah... karena Minho sendirilah yang menyuruhnya.

"Mwo?" kata Minho heran
"Tanggung jawab! pencuri!!" balas Suzy makin jutek, lalu beranjak pergi dari situ namun tangan Minho menahan lengannya dengan kuat,
"Lu mau gue... memacari lu?"

Wusssshhhh~~

Suzy gak berkata apapun, dia sedikit makin menjauh lalu Minho melepas lengannya,
"Ne..." kata Suzy sangat pelan, membuat telinga Minho bahkan samar-samar mendengarnya. Suara angin justru lebih terdengar jelas.

Suzy pergi meninggalkan Minho yang benar-benar terkejut.

"Mereka sengaja melakukan hal aneh, untuk membawa gue kesini..." gumam Minho memikirkan kejadian yang sejak istirahat menimpanya.

.
.
.

Saat pulang, Suzy melangkahkan kakinya keluar dari sekolah, dia sendirian. Amber menghilang entah kemana padahal mereka keluar dari kelas bareng. Tangan kanannya memegang ice cream cone, di telinga juga terpasang earphone. Suzy mendengarkan lagu-lagu dari handphonenya. Matanya fokus menatap jalan, terkadang terbentuk senyum tipis di bibirnya karena begitu menikmati lagu. Gak bisa dikelakan, hari ini Suzy bukan hanya merasa senang tapi dia merasa sangaaat senang.

"Slurrp~" tanpa Suzy sadari Minho menghampirinya dan langsung menjilat ice cream miliknya yang tentunya masih tergenggam di tangan. Suzy yang kaget langsung melepas earphone.
"Rasa apa?" tanya Minho santai
"Mint...." jawab Suzy gugup

"Oh...." tanpa disadari Suzy, kini mereka berdua jalan bersampingan.
"Ngapain disiniii???" ucap Suzy baru sadar dari bayangan lirik-lirik manis yang barusan dia denger.
"Ice cream nya enak, jadi mau beli... anterin..." jawab Minho langsung menarik tangan kiri Suzy, Suzy menatap ice creamnya lalu dengan ragu bilang, "Buat lu aja!"

"Hah? wae?"
"Sudah bekas mulut lu..." kata Suzy dengan datarnya dan segera memberikan itu.
"Ani, ayo beli aja! lu kehilangan Amber kan? ayo, kali aja ketemu..." ajak Minho lalu kembali menarik tangannya Suzy, Suzy mengikutinya kembali masuk ke kantin sekolah.

Mereka gak menemukan Amber sama sekali, ngeliat temen-temennya Amber pun gak. Disini tersisa murid-murid yang masih sibuk dengan kegiatan klub mereka.
"Coklat?" tanya Suzy dengan heran melihat ice cream yang dibawa Minho.
"Wae? lu sendiri? kenapa harus mint?"
"...." Suzy terdiam, Minho menatap ice cream di tangan Suzy yang mulai mencair.
"Gak di makan? mencair tuh!"
"Kan gue udah bilang, ini buat lu aja... gue gak mau makan lagi soalnya udah bekas mulut lu..."
"Bisa-bisanya bicara begitu, padahal tadi mencium gue..." gumam Minho dengan nada datar seperti biasanya.
"Mwo?:"
"Bisa-bisanya bicara begitu, padahal tadi mencium gue..." ulangnya tanpa mengurangi satu katapun.

Suzy merunduk malu, Minho merangkulnya dengan halus.
"Ayo pulang!"
"Ta-tapi kan..."
"Berdua lebih baik kan? daripada lu pulang sendiri, belum denger ya? kemarin ada siswi dari sekolah lain yang dirampok waktu dia jalan sendiri..." kata Minho membuat alasan

Suzy melupakan soal ice creamnya, dia kembali memakan ice cream itu dengan santai. Lalu,,,, menggenggam  tangan yang sedang merangkul bahunya itu.

.

"Kalo gue nyebrang akan jadi lebih deket, dah!" Suzy melangkah menuju zebra cross, sudah beberapa menit mereka berjalan di sisi jalan, rumahnya Minho lebih deket kalo terus lurus dan Suzy lebih deket kalo belok dan menyebrangi jalan. Tapi begitu Suzy melangkah, dengan cepatnya Minho menarik lengannya dengan keras,

'Teeeeettt.......' sebuah mobil melintas dengan cepat, hampir saja menambrak Suzy kalo Minho gak menarik lengannya.

"Lu itu bodoh ya? gak liat lampunya masih merah??!! bikin repot aja!" kata Minho dengan ketus, jantungnya deg-degan bahkan nafasnya gak teratur karena panik. Kalo aja dia telat sepersekian detik mungkin aja Suzy udah-

Dan Suzy dia merasa lengannya mungkin memerah karena ditarik Minho, sekarangpun Minho masih memegang lengannya. Dada Suzy berdegup cepat, menyesali tingkah bodohnya tadi itu.

"Lu gak biasa lewat jalan raya ya? gue temenin lu sampe nyampe rumah deh!" kata Minho masih terlihat kesal.
"Eh, ini,,,"
"Wae?"
"Lu menekan tangan gue terlalu keras..."
Minho melepasnya.

.

"Gue mempelajari ini dari Jaejoong..." ucap Suzy kemudian malah meremas roti isi cokelatnya dan menjadikannya berbentuk bulat, membuat ukuran roti itu menjadi lebih kecil lalu Suzy memasukannya langsung ke mulut lalu mengunyahnya.
"Oppa lu sesat!

Sebelum sampai, mereka malah mampir dulu ke toko roti di sisi jalan. Suzylah yang memintanya, dia membeli roti cokelat dan Minho yang berisi daging.

"Wae? ini rasanya seru, rotinya memadat... mulut berasa jadi penuh banget!" kata Suzy setelah selesai menelan rotinya.
"Lu itu bener-bener yeoja yang beda..." jawab Minho lalu menjitak Suzy.
"Awww!!"

"Ya, Suzy?"
"Ne..."
"Kalo suatu saat kita gak bisa ketemu lagi gimana??"
"Ah, lu bercanda ya? gak lucu tuh!"
"Tapi kan-" ucap Minho namun dipotong Suzy, "Buruan abisin, gue mau pulang nih!"

"Cuacanya terlalu bagus untuk pulang..." kata Minho perlahan
"Maksudnya?"
"Cuacanya terlalu bagus untuk pulang..." ulangnya

Minho bermaksud mengajak Suzy pergi dulu ke suatu tempat, tapi tampaknya Suzy gak peka. Dia malah nengok keluar jendela dan melihat cuaca yang memang sedang cerah, banyak orang sibuk yang berlaluan di jalan.

"Maksud gue,, ayo pergi ke suatu tempat!!"
"Kemana? sungai Han? kedai ice cream? nonton bioskop?" tebak Suzy dengan wajah antusiasnya.
"Gue gak terlalu suka tempat yang ramai... ayo ke atap rumah gue, kita bisa melihat langit sampai tertidur karena angin yang juga lagi bagus.. mau?"
"Ne..." Suzy mengangguk.

.

'ctak!' dengan santainya Minho menyentil keras kening Suzy dengan jari tengahnya, "Jangan ambil gula terlalu banyak! itu persediaan 2 minggu tau!"
"Errrsss..." Suzy meringis. Setelah masuk ke rumah Minho, dia langsung ke dapur membuka kulkas dan menemukan semangkuk strawberry lalu segera menaburkannya dengan banyak gula. Jelas aja, kena sentil Minho.

"Ayo ikutin gue... tangganya rada curam, perhatikan langkah lu..." Minho terlebih dahulu menaiki tangga menuju atapnya itu yang berada di dekat dapur. Suzy mengikutinya dan tentunya juga dengan strawberry yang dibawanya.

Sesampainya disana, Suzy langsung bisa merasakan hembusan angin yang membuatnya tenang. Lantainya beralaskan lantai keramik yang tidak licin, tempatnya tidak luas disekelilingnya tentunya ada genting. Tempat ini biasa Minho dan Jieun manfaatkan untuk menjemur pakaian ataupun sekedar tempat Jieun berkumpul dengan teman-temannya.

Suzy melepas blazernya untuk dilipat dan dijadikan bantal, Minho tidak melakukan hal yang sama. Mungkin kalau dia melepas blazer nya bisa-bisa membuatnya terlalu dingin.

"Beruntung, lantainya gak panas karena matahari..." kata Minho

Mereka berbaring dengan arah yang berlawanan, gak bersampingan, hanya kepala mereka saja yang saling bersentuhan.

"Kenapa menyukai gue?" tanya Minho dengan kurang jelas karena mulutnya sedang mengunyah strawberry yang rasanya sangat manis -karena gula- itu.
"Ummm..." Suzy berpikir, mulutnyapun sedang mengunyah strawberry, dia jadi gak gugup karena bertemu makanan manis yang membuatnya senang, "Mollayo, Kalo gue suka sama lu... ya karena gue suka, udah gitu aja..."

"Oh...Gue gak akan lupa hal ini loh!" ejek Minho, "Dan gue harap lu pun gak melupakannya..." sambungnya lagi dengan nada bercanda.
Tiba-tiba kepala Minho tertengok, disebelahnya ada jari kelingking Suzy yang teracung dari belakang.

"Gue janji gak akan lupa..." kata Suzy dengan yakin
"Nega isseo gomawo..." ucap Minho pelan dengan perasaan yang senang, lalu membalas kelingking Suzy dengan kelingkingnya.

"Nado!"

-Khodi-

Chap depan, chapter terakhir xD
Yang ini lama banget soalnya yang berjalan di otakku malah skenario buat chap besok -_-
Akankah mereka happy ending? atau genrenya malah akan melenceng ke sad romance? Hanya author dan tuhan yang tau :p

nb: trans untuk 2 kalimat terakhir "Aku berterimakasih/bersyukur" (Minho) "Aku juga" (Suzy)




KAMSHA!!!

1 komentar :

  1. happy dong chingu ....
    itu knpa hyesung ama yomin kepo nya ga ilang ilang sih
    apa maksut ucapan minho, klo dia g ketemu lagi? kgn bilangminho mo pergi/pindah
    part end jgn lama2 ya chingu :)
    fighting!!!

    BalasHapus

Apresiasikan tulisan author :)