Sabtu, 11 Mei 2013

[Chapter 19/END] FF: Venus vs. Mars


Chapter 19: “Ingin Terus Bersama…. Kan?”

Alhamdulillah udah chap terakhir, ah sebelumnya makasih banyak untuk yang sempet luangin waktu untuk baca ini, dan maaf karena aku terlalu bikin kalian gregetan soal update chapter x_x
Di chap terakhir ini, bikin aku sedikit semangat belajar dan termotivasi *padahal kan aku sendiri yang buat nih ff* dan juga special thanks untuk laptop yang ngegantiin kompi ku buat ngetik fanfic :D
Chap ini kira-kira 3000-an words, cukup panjang kah?

Happy reading for the last chapter~!

-Khodi-

Suzy menatap lurus ke depan, pandangannya biasa saja walaupun sebenarnya dalam benaknya dia masih memikirkan kejadian kemarin. Tentang bagaimana bodohnya kata-kata yang dia ucapkan untuk Minho maupun waktu yang mereka habiskan bersama. Sebenernya sih, Suzy merasa cukup senang, tapi rasa malu terus kepikiran olehnya, dan juga apa yang kira-kira dia harus bicarakan sama Minho lagi? Otaknya jadi error sendiri.

Amber yang berjalan di sisinya merasa biasa aja.Toh Suzy juga sudah menceritakan kejadian kemarin, meskipun gak semuanya sih, gak juga tentang ciuman ‘kedua’nya itu. Masih dengan pikiran ‘blank’ tiba-tiba seseorang yang gak lain dan gak bukan adalah Minah menutup mata Suzy dari belakang,

“Minh-“
“Min- siapaa???” Tanya Minah
“Minah!” balas Suzy yang hampir aja nyebut nama Minho

“Ya, Suzy….” Panggil Minah dengan senyum sumringah yang terbentuk di bibir, seperti biasanya.
“Wae?”
“Ada waktu luang gak? Pulang sekolah ke kafe yuk? Sama Hyosung dan Sooyoung juga.”
“Gak ada, gak mau…”
“Ada menu baru, choco shake, semacam coklat kocok di campur ice cream yogurt ter-”
“Gue ikut!” jawab Suzy lagi
“Kalo Amber?”
“Gue sibuk!”

Padahal aslinya Amber punya waktu senggang tapi, ya gitu deh, dia lagi males aja jalan bareng Minah.Belum lagi habis pulang sekolah ada film Ironman yang pertama kali muncul di layar kaca.Jadi dia harus tonton itu.

.
.
.


Badan Suzy panas, sangat sangat panas.Kepalanya tertunduk dan langkahnya di percepat, sangking tertunduknya dia malah hanya bisa melihat lantai koridor tanpa bisa menatap orang-orang di sekitarnya.

“Padahal belum gue ‘apa-apain’ tapi udah begini banget…heuh…” ucap Minho lalu mendesah bosan sambil terus menyamakan langkah cepat Suzy agar dia tak tertinggal darinya.
“Apa maksudnya sih!Jangan main-main…!” balas Suzy dengan ketus.

“Padahal lu sendiri yang bilang mau nganterin ke perpustakaan tapi kenapa lu yang jalan duluan? Lagi pula waktu istirahat masih panjang, santai aja jangan buru-buru.”Kata Minho dengan datar, meski begitu Suzy menanggap Minho bermaksud meledeknya.

“I-ini bukan berarti gue nganter karena mau ngedeketin lu, gue juga mau pinjam buku di perpustakaan!”
“Ah, Bae Suji mau pinjam buku… Hmm, gue rekomendasiin ya?Gue tau banyak buku bagus kok!”
“Andwae~~!!!” dengan cepatnya Suzy malah berlari untuk menghindari percakapan, orang-orang di sekitar melihat Suzy dengan sangat aneh.

“Eh? Gak boleh lari dalam koridor!!” panggil Minho yang sama sekali gak di bales Suzy.

.

‘hosh’ ‘hosh’

“Salah sendiri berlarian…” tepuk Minho di pundak Suzy, tentunya dengan kecepatan lari seperti itu Suzy dapat dengan mudah sampai duluan kesini.
“Gyaa-“ Suzy menepis tangan Minho yang ada di pundaknya, namun sebelum Suzy berteriak lebih kencang Minho langsung sigap menutup mulut Suzy dengan tangan kanan lalu juga mengunci pinggang Suzy dengan lengan kirinya.

“Rhefhaskhaan…” (lepaskan)
“Jelasin dulu kenapa lu kayak gini.”
Suzy terpaksa mengangguk, Minho melepaskan ‘jeratan’nya.
“Gue malu…” kata Suzy dengan singkatnya.
“Malu kenapa?”
“Pokoknya malu!”
“Apa yang bisa hilangin rasa malu lu?”
“Mana gue tau!”

Tiba-tiba tubuh Minho mendekap Suzy yang tepat berada di depannya, kedua lengan Minho juga melingkari punggung hangat Suzy, dagunya pun diletakan tepat di bahu kanan Suzy. Dengan spontannya, pipi Suzy langsung merah tomat, dia menggigit bibir bawahnya yang tiba-tiba bergetar. Tapi, ada satu yang Minho lupa, yup, mereka kan lagi ada di perpustakaan!! Semua mata memandang mereka dengan kaget, belum lagi yang melakukan hal ini adalah Minho, ya benar, Minho yang terkenal jenius se-sekolahan.

Kemudian seorang yeoja datang menghampiri,
“Choi Minho, melakukan tindak asusila di lingkungan sekolah. Aku anggota OSIS.Kau bisa masuk ruang BK karena hal ini…” kata yeoja itu dengan ketus.

“Gue gak lakukan apa-apa, tangan gue sendiri yang melakukannya…” Minho melepas pelukannya dan berhadapan dengan yeoja itu.
“Mwoya?!”
“Yeoja ini…” Minho melirik Suzy, “Mau kejatuhan buku tadi, kalau gak gue tarik dan peluk tadi dia akan beneran kejatuhan buku…”
“Buktinya?”

Minho dengan sigapnya menunjukan sebuah buku kamus yang tebalnya 500 hal.Dan pastinya bisa sakit kalau kepala Suzy kena begituan.

“Aish, setidaknya jangan lakukan hal itu dengan berlebihan.Kau membuat pipinya memerah begitu…” lirik yeoja itu pada Suzy yang membatu lengkap dengan wajah merah yang seperti paprika.
“Ne, ne… Mianhae atas kesalahpahamannya…” jawab Minho dan tersenyum, yeoja itupun pergi meninggalkan mereka.

“Ya, Suzy-ah…” panggil Minho pelan yang membuat Suzy meliriknya, “Gue pernah denger, katanya kalau takut sesuatu kita harus lawan dengan ketakutan itu. Begitu juga lu, kalo lu malu… Cara menghilangkannya cuma dengan bikin lu malu…”
“Pabo…!” Suzy men-punch bahu Minho, “Alasan bodoh macam apa tadi…”

“Ah dia aja yang berlebihan, masa pelukan aja dibilang tindakan asusila!”
“Lu juga yang bodoh!” kata Suzy ketus

“Makanya…” Minho menarik nafas sebentar, “Kalo gak mau dipermalukan kayak tadi lagi, lu gak boleh malu-maluan lagi…. Santai aja!”

Suzy berpikir dan menjawab ketus (lagi), “Ne ne!!”
“Gadis baik!” kata Minho seraya nepuk kepala Suzy beberapa kali.
“Gue bukan anak anjing!”

.
.
.

“Ah ternyata ini tujuan kalian kesini! Bukan menu kan? Tapi pelayannya!!” kata Suzy be-te, namun ucapannya dicuekin sama ketiga temannya itu. Minah dan Sooyoung (bahkan Hyosung juga!) malah sibuk ngeliatin pelayan kafe ini yang mayoritas merupakan sosok para oppa yang keren banget! Belum lagi pas barusan meja mereka dilayani, Minah sampai hampir minta kenalan!

Suzy menyeruput choco shake nya, beda banget sama teman-temannya yang sama sekali belum nyentuh minumannya, tau sendirilah mereka lagi fokus sama apa. 

“Suzy, Suzy!” ucap Minah sambil menoel lengan Suzy,
“Hah? Mwo?”
“Oppa yang itu melirikmu!”
“Masa bodo…”
“Di-dia kesini!” kata Sooyoung
“N-n-neeee!” balas Hyosung

“Dongsaeng?Ada yang bisa kubantu?” kata pelayan itu dengan sangaaaat ramah.Pakaiannya seperti butler-butler Inggris gitu, jelas aja sih, kafe ini memang dibuat bergaya Inggris.
Semuanya menggeleng, sambil terpesona. (Suzy pengecualian)

“Ne, kalau butuh sesuatu panggil saja salah satu dari kami… Jangan segan-segan…” ucap pelayan tampan itu lagi dengan sangaaaat ramahnya.
Semuanya mengangguk, sambil terpesona. (Suzy pengecualian)

“Gyah, andai semua namja di sekolah kita seperti itu!!” ujar Sooyoung dengan mata berbinar.Hyosung dan Minah mengangguk tanda setuju.
“Gak mungkin! Gak mungkin!” geleng Suzy

“Oh iya Suzy, aku dengar kau sudah berkencan dengan Minho. Jeongmalyo?” kata Hyosung polos
Sebelum menjawab, Suzy menatap sekeliling terlebih dahulu.Di sampingnya ada Minah yang tersenyum bodoh terhadapnya lalu di hadapannya juga ada Sooyoung yang pura-pura gak tau dengan menundukan wajah sambil getok-getok meja dengan jari telunjuknya.

Suzy mencengkram gelasnya dengan kuat, dia inget kata-kata Minho barusan. Kalo malu-malu, maka dia akan lebih dipermalukan lagi. Suzy menguatkan tekad, mungkin saat inilah dia harus mengakui kepada 3 teman dekat nya itu.

“Gak tuh! Apa urusan lu, hah?” jawab Suzy yang malah jadi judes mode:ON, ‘Ah, Minho gak ada disini inihh!’ pikirnya
“Eeeeehhhhh?????”
“Ohh, berarti gossip-gossip itu cuma bohong, ne?” kata Sooyoung tersenyum, padahal dia mah udah tau semuanya.
“Ah, sial, padahal gue harap itu beneran, AIGOO!” ucap Minah yang tak lama kemudian mendapat injakan dari Suzy di kakinya.

“Ngomong-ngomong tentang Minho, beberapa hari lalu  gue ngobrol sama Minho tentang sekolah di luar negri…” kata Sooyoung dengan antusiasnya.
“Jinjja? Kayak gimana?” Tanya Minah penasaran 

“Soal masuk SMA di Amerika, katanya jam sekolahnya lebih sedikit daripada di Korea… Ah enaknyaa….”

Suzy curi-curi dengar, tapi dia pura-pura sibuk sama minumannya yang rasanya seriusan enak banget baginya.

Pupil mata Hyosung membesar tanda dirinya ingin tau, “Ne, sepertinya seru ya?!”
“Gue bilang kalau sekolah kesana ribet, harus jago bahasa Inggris, tapi dia menggeleng soalnya dia udah bisa bahasa Inggris…”

“Ah, iya juga ya, bisa-bisa gue bingung sendiri denger gurunya ngomong apa… Ah, masa bodo, lagi pula di Amerika kan gak ada guru kayak Bu Yoona…” ucap Minah kemudian tersenyum
“Ne,ne… Kemudian umma masuk kamar gue dan denger pembicaraan kami. Umma bilang dengan nilai tingginya itu, Minho bisa aja masuk SMA disana terus ngelanjutin kuliah ke Harvard… Keren kan?”

Hyosung dan Minah mengangguk.

“Umma juga bilang, kalau umma nya Minho dulu pengen banget kuliah disana. Mungkin kalo Minho mau ngelanjutin sekolah ke Amerika orangtuanya pasti setuju…”

Hyosung dan Minah ber-‘hmmm’ bersama lalu mengangguk lagi.

“Sekarang Minho lagi ada di bandara-”

‘brak’ Suzy menggeprak mejanya, masa bodo dengan suasana sekitar. Dia menggigit bibir bawahnya lalu bicara, “Mian, gue harus pergi…” lalu berlari keluar. Saat Suzy membuka pintu keluar, seorang pelayanpun berkata ‘Terimakasih atas kedatangannya…’

Sooyoung, Hyosung dan Minah saling menatap dan merasa bingung. Sooyoung kembali angkat bicara, “Sekarang Minho lagi ada di bandara, buat jemput Jieun unni yang abis study tour ke Jepang.”

.

‘Bisa bahasa Inggris? Sekolah ke Amerika? Orangtuanya setuju? Apasih maksudnya? Jangan bilang kalo dia- arrggghh Kenapa gak bilang ke gue sih!’ gumam Suzy yang merasa sangat sangat panik dan khawatir. 

Tanpa di sengaja matanya meneteskan air mata yang gak kuat lagi ditahan, dengan cepatnya dia menghapus air mata itu, tapi dengan cepat juga air mata yang baru menitik lagi. Saat ini, dia lagi ada di taksi yang akan mengantarnya ke bandara, untungnya dia bawa kartu ATM punya nya Yomin.

.

Suzy memasuki bandara, dia berlarian kesana-sini mencari Minho. Lengkap dengan seragam sekolah serta tas di punggungnya, membuatnya terlihat aneh sendiri bila dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya yang memakai baju bebas dengan rapih. Wajah Suzy pucat pasi, keliatan kayak orang yang belum makan, padahal wajahnya begitu karena panik bahkan tercucur keringat dingin di dahinya padahal ruang bandara ini ber-AC.

Sampai akhirnya dia melihat Minho yang memunggunginya, lumayan jauh.Dia berada di samping kursi-kursi penumpang. Memakai kemeja kotak-kotak merah-hitam juga celana Levis dan…. Menenteng sebuah koper hitam besar di tangan kanannya. Minho keliatan seperti menunggu sesuatu, mungkin menunggu pesawat yang akan dia tumpangi datang. ‘Belum terlambat’ itulah yang ada di pikiran Suzy. Tanpa ba-bi-bu lagi dia langsung berlari sama dengan kecepatannya saat duel class waktu itu menghampiri Minho dan dengan kerasnya memeluk Minho dari belakang sampai tubuh Minho sedikit terlonjak ke depan.

‘brugh!’

“Ka-ji-ma!” ucap Suzy keras, namun teredam karena dia berteriak di punggung Minho, Minho terdiam lalu menyadari siapa orang yang ‘menubruk’ nya itu.

“Teganya?!Pergi tanpa pamit??!! Lu pikir apa? Apa yang bakal gue rasain nanti!!” pelukannya makin erat, Suzy meremas kemeja Minho dengan kedua tangannya. Air matanya mengalir membuat kemeja Minhopun ikut menjadi sedikit basah. 

“Apa sekolah di Korea masih kurang bagus? Kalo mau pergi, seenggaknya bilang ke gue kek!! Gue rela ikut lu!”
“Ke-kenapa nangis?” Tanya Minho kebingungan.
“Masih tanya kenapa nangis? Lu bodoh! Baboya!! Gue gak mau disini tanpa lu, gue ingin…”
“…..”

“Ingin terus bersama…. Lu!! Hwaa…” Suzy melanjutkan tangisnya dipunggung Minho, bisa dibilang emosinya benar-benar gak tertahankan.

“KA-JI-MA!” ulangnya, “Jangan pergi, gue disini juga yang lainnya… masih butuh lu!” Suzy merasa matanya makin basah saja, “Kajimakajimakajimakajimakajimakajimakajimaaaa!!’ ucapnya sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan kiri guna mengelap air matanya dengan baju Minho.

Minho membalikan badannya, Suzy mulai melepas pelukannya.Dia dapat melihat mata Suzy yang memerah dan kantung matanya yang terlihat berat karena habis menangis. Minho langsung menepuk kepala Suzy dengan lembut,

“Geumanhae…” ucapnya polos, “Gini aja nangis, lebay ah!” katanya lagi sambil tersenyum meremehkan, lagi-lagi senyum yang Suzy benci.

Bukannya teratasi, Suzy malah mengepalkan tangannya ingin memukul Minho. Minho terlihat santai saja, namun pukulan yang hampir mendarat di wajah Minho itu tiba-tiba terhenti,

“Minhoooo!!!” panggil Jieun dari kejauhan, dia melambaikan tangan dan segera menghampiri mereka berdua.Suzy juga menengok dan tertegun, di belakang Jieun juga ada Jaejoong yang sibuk ‘menyeret’ koper miliknya. Segera saja Suzy menurunkan tangannya dan mengganti ekspresinya menjadi tersenyum manis pada Jieun.

“Eh, kok ada Suzy juga? Min, mian ne, lama… gak berat kan koperku?”
“Apanya gak berat!” keluh Minho

Suzy semakin tertegun, ada Jieun unni?Itu kopernya Jieun unni?Ada Jaejoong yang bawa koper? Ah sial, sepertinya dia memang salah terka.

“Ta-ta-tapi Soo-Sooyoung kok-“ Suzy mencoba mengeluarkan kata-katanya agar tidak terlihat bodoh karena hal barusan.

‘puk’ Minho lagi-lagi menepuk kepala Suzy dengan mudahnya. Tentu saja mudah, karena Suzy lebih pendek darinya. Minho tersenyum, kali ini senyumannya tulus,
“Kita bicarakan di ‘rumah’ aja!”

“Heh?Jagung pop?Apanya yang bicara di rumah?Emangnya kalian serumah, huh?” ucap Jaejoong yang sedikit mendengar kata-kata Minho, kini dia sudah ada di sebelah Jieun.
“Ah, bukan urusan lu!”

“Anak orang tuh!Lu mau apain?”
“Anak orang? Mungkin lebih tepatnya ‘adik’ lu, tepat juga ‘pacar orang’ “

“Cihh, apa yang terjadi waktu gue gak ada sih!”Jaejoong menatap Suzy, “Lu abis nangis ya?Ngapain juga kesini!”
“Suka-suka gue!” kata Suzy
“Oh iya, kenapa mata Suzy merah?” tanya Jieun
“A-anu, aku gak biasa ada di ruang AC, jadinya begini…”

“Oh begitu…” Jieun mengambil kopernya, lalu menarik tangan Jaejoong.“Ayo pulang!”
“Gu-gue penasaran, mereka kenapa…”
“Ah sudahlah, ayo pulang… Kalian berdua pulang sendiri saja, ne?” kata Jieun yang sudah semakin menjauh.

“Heuh, kalo akhirnya begini mendingan tadi gak gue jemput deh!” kata Minho

.

“HAHAHAHAHAHAHHAHAHAH!!!”Minho tertawa setelah mendengar penjelasan Suzy tentang kenapa dia datang ke bandara.
“Lu harus ganti rugi uang appa yang dipake buat bayar taksi!”

.

“Suzy ah?”
“Waeyo?”
“Ingin terus bersama gue…. Kan?”

.

Hawa musim dingin menerpa badan Suzy.Dia yang baru pulang sekolah berjalan masuk ke dalam halaman rumahnya dan membuka pintu. Gak kerasa, musim dingin akan datang beberapa hari lagi, bisa dibilang inilah musim terakhir mereka di SMP Seoul. 

Saat musim semi tiba, maka tes masuk SMA pun tiba. Teringat olehnya Minho beberapa hari lalu bilang, kalo dia mau masuk SMA Moonha, salah satu SMA terbaik di kota ini. Suzy gak kaget dengar kata-katanya, hanya saja…. Dia ingin terus ada di samping Minho, dan ingin terus satu sekolah dengan Minho.Suzy ragu, gimana bisa dia masuk SMA Moonha kalo nilainya aja biasa banget.

Maka dari itu, sudah 2 minggu ini, Minho selalu mampir ke rumahnya untuk belajar bersama.Gak ada waktu terlambat, masih kurang lebih 3 bulan menuju tes masuk SMA.

“Annyeong Haseyo..” sapa Minho yang melihat Yoorin membuka pintu,
“Masuklah, aku sudah buat makan siang yang enak untuk kalian… Ada sup hangat!” kata Yoorin
“Umma kan udah lama gak masak!?”
“Suzy-chan, mana mungkin aku mau kalah tekun masak dengan anakku yang giat belajar…” puji Yoorin.

Mereka bertiga memang banyak menghabiskan waktu bersama akhir-akhir ini, entah buat makan bareng kayak sekarang ini sampe pergi ke toko buku buat cari buku-buku bagus.Yoorin emang lagi gak sibuk, dia belum memutuskan untuk buat komik baru lagi, atau simplenya cuti sementara dari dunia ‘perkomikan’. Beda lagi sama Yomin, dia pastinya masih bekerja. Cuma untunglah tugas dinasnya kembali berada di kota Seoul, jadi dia gak perlu ribet-ribet bolak-balik keluar kota, jadwal kerjanya pun jarang larut, mereka semua biasa makan malam bareng meskipun Minho sering pulang duluan karena gak tega Jieun makan malam sendiri.

Oh iya, kabar yang lebih baiknya, Yoorin udah jarang ribut lagi sama Yomin. Entahlah apa yang terjadi, tapi Jaejoong curiga kalo Yoorin udah narik tuntutan cerainya. Tapi, rumah mereka masih dihiasin sama berantemnya Yoorin dan Jaejoong tapi bagi Suzy emang kayak begitulah cara mereka buat bercanda dan akrab. Kayak induk dan anak macan tutul yang sukanya main ‘cakar-cakaran’ sama ‘gigit-gigitan’ plus ‘guling-gulingan’. Pokoknya Suzy seneng banget, meskipun kadang harus pulang sangat telat ke rumah karena banyaknya pelajaran tambahan di sekolah dan belajar kelompok bareng Sooyoung, Minah, Hyosung dan Amber di perpustakaan.Yang jelas dia seneng banget, ada Minho di sampingnya, keluarga yang dia sayang, temen-temen berharga, dan gak lupa coklat sebagai penghilang stress kalo dia lelah belajar.

“Ya, lu ini kayak anak SD aja! Luas lingkaran cukup ditulis phi.r kuadrat ngapain ribet-ribet jadi phi x radius x radius?”
“Ah, abis bingung kalo gak digituin!”
“Gini loh, pas tes masuk SMA yang beginian pasti bakal diperumit lagi… dan juga…Ah makan coklatnya jangan sekarang!” kata Minho yang sibuk liat buku pas nengok ke Suzy dia malah sibuk makan coklat.
“Hehe…” Suzy tersenyum, dan pukulan dari pulpen langsung menimpa kepalanya. “Euh…”

Begitulah Minho, dia bersifat manis dan tegas pada saat yang tepat. Mungkin itulah yang Suzy juga sukai darinya, sifat tulus Minho yang rela banget ngajarin Suzy berkali-bali walaupun dia capek. Meski sibuk belajar, mereka juga masih suka jalan bareng, entah sekedar ke kedai eskrim, olahraga sore, atau mungkin wisata ke perpustakaan kota. Pokoknya entah ngapain dan dimanapun, Suzy ataupun Minho sih ngerasa seneng aja kalo mereka ngelakuin hal itu bareng. 

Tapi, mereka juga gak lupa tuh sama temen-temen sekelas, menghabiskan 3 bulan terakhir di sekolah. Gak ada lagi konflik-konflik aneh, malah semua anak-anak makin akrab. Bu Yoona seneng banget kalo udah liat anak didiknya begitu, tapi orang kayak Hyosung dan Minah malah nangis kalo inget 3 bulan lagi mereka bakal lulus dan pergi dari sekolah ini. Karena itu, mereka sepakat mau masuk SMA Moonha juga, bahkan kebanyakan anak 9.1 emang mayoritas mau masuk SMA Moonha, selain mau bareng-bareng lagi, SMA Moonha juga cukup bagus untuk mereka. Dan itu jugalah yang ngebuat SEMUAnya mendadak rajin belajar dan gak sibuk main-main lagi.

“Belajar lagi, belajar lagi…” kata Jaejoong yang baru pulang kuliah melihat meja makan rumahnya mendadak jadi meja belajar buat Minho sama Suzy, kadang Sooyoung dkk. Juga ikut ngumpul belajar bareng.Sebenernya yang masalah buat Jaejoong sih bukan belajarnya, tapi dengan siapa Suzy belajar. Maklum lah, walaupun depannya keras, sebenernya Jaejoong emang penyayang adiknya, dia iri aja liat Suzy ngabisin waktu lebih lama bareng Minho daripada bareng dia.

“Ya, lu! Harusnya kan semangatin dongsaeng lu… bukan malah kayak gitu..” kata Minho dengan bête.
“Gue bertaruh Suzy gak akan bisa lulus tes SMA Moonha…!”
“Hah? Dasar Lu in-“ Minho terbangun dari bangkunya tapi Suzy menahan lengan Minho.
“Kalo Suzy lulus, gue akan beliin apapun yang dia mau!” kata Jaejoong dengan beraninya.

“Yeay!!!” Suzy terbangun dari bangkunya karena terlalu semangat, dia menatap Jaejoong dengan senang, “Beliin coklat 20 buah, album SHINee lengkap dan juga… lu harus nonton bioskop bareng gue!!” kata Suzy
“Heu, gue kan bilang lu gak akan bisa lulus!”
“Bodo amat!”
Gak lama kemudian, Jaejoong pergi ke kamarnya.

“Minho, Jangan khawatir, cara Jaejoong ngasih semangat emang beda banget!”
Minho tersenyum, “Kalian berdua aneh!”

.

“Sooyoung jangan tidur!Aku takut!” kata Hyosung sambil noel-noel lengan Sooyoung yang tertidur di meja perpus ini.

Hari ini Minah, Sooyoung, Hyosung, Amber, Suzy, Minho rela menghabiskan sore di perpustakaan sekolah. Jam bahkan menunjukan pulul 5 sore, perpustakaan tutup pukul 7, bisa dibilang mereka akan pulang saat perpustakaan tutup. Saat ini Hyosung ketakutan, gimana enggak, dia seolah ngerasain ‘aura’ yang aneh dari Minah dan Suzy yang benar-benar serius, beda dari yang biasanya. Amber santai, sebenernya Hyosung juga santai tapi dia rasa ‘aura’ itu kuat banget.Sooyoung malah ketiduran.

“Udah biarin aja, Sooyoung udah ngerti soal beginian kok!” kata Minho menenangkan Hyosung.
“A-anu…” Amber ingin bicara, namun dia terlihat ragu.
“Wae?”
“Gu-gue udah bisa… masuk SMA Moonha tanpa tes!”
“MWWWOOO???” ucap semuanya berbarengan, begitu juga Minah dan Suzy, Sooyoung pun terbangun.

“N-ne, karena tim basket suka menang, jadi walau tanpa tes pun kami bisa masuk sekolah manapun di kota ini…”
“Ah enak banget… “
“Ne, tapi gue tetep harus punya nilai tinggi biar SMA Moonha gak ragu… maka itu, Ayo berjuang bersama!!!!” ucap Amber bersemangat.
“Emmm!” yang lain meng-iyakan

Amber sudah terjamin bisa masuk SMA Moonha, bagaimana dengan Suzy?

.
.
.

‘Siapapun bisa menjadi pintar bahkan mengalahkan orang pintar kalo dia giat’
“Aku akan ingat kata-kata itu!” ucap Suzy sambil memasuki ruang ujian tes masuk SMA Moonha.

.
.
.

Suzy tersenyum puas banget. Teringat olehnya Hyosung, Minah, dan Sooyoung yang nangis terharu karena bisa masuk SMA Moonha dan bareng lagi, belum lagi Minho dan Amber yang memeluknya karena dia berhasil. 

Kini dia memegang erat surat diterimanya dia di SMA ini, Yomin yang sedang mengendarai mobil juga tersenyum puas, dia juga sedang bersama Minho di sebelahnya untuk pulang ke rumah. Ah, tentu saja Suzy gak lupa sama janji Jaejoong, pulang ini dia akan langsung menarik lengan Jaejoong dan mengajaknya ‘kencan’ nonton bioskop bersama.

“Malam ini gue bakal punya 2 namjachingu!” kata Suzy menatap Minho.
“Gue tau apa maksud lu kok! Gue ikut ya, gue bayar sendiri kok!”
“Emmm!”
“Kalian mau ngapain?” tanya Yomin penasaran.
“Ah, appa, aku dan Jaejoong akan pergi, Appa dan umma jaga rumah aja ya!”

.

“Gue bener-bener ngerasa punya 2 pacar!” kata Suzy yang menggandeng Minho di tangan kanannya dan Jaejoong (yang wajahnya terlihat ogah-ogahan) di tangan kirinya. Mereka berjalan menuju studio 3 bioskop kota. Jujur aja, ini pertama kalinya Suzy ke bioskop. Dia bingung dengan Minho yang pakai almamater yang tebel banget, Suzy langsung tau begitu nonton film dan merasakan dingin AC yang menusuk, gak henti-hentinya dia memegang tangan Minho yang dingin dengan tangan hangatnya.

“Karena lu, gue jadi terancam gak makan apel 2 minggu!”

.
.
.

“Suzy ah?”
“Ne?”
“Inget alasan pembicaraan pertama kita?”
“Kaleng soda yang membuatku terpeleset!”

-THE END-

-Khodi-


Kalian suka ending nya? apa cukup memuaskan? :3 aku harap gak bikin pembaca kecewa~
Sekali lagi, makasih banyak buat semua para pembaca ku! :D Kalian luar biasa~
Oh iya mumpung ini chap terakhir aku ada permintaan, bagi para silent reader, plis ungkapin pendapat kalian tentang FF ini di kolom komentar... Satu komentar positif bisa bikin aku semangat total.

Pokoknya, kamsha hamnida untuk 19 chapter ini!!! ^_^




KAMSHA!!!





4 komentar :

  1. ff mu keren bgt thor,bagus,seru,lucu.. Suka banget, penulisannya juga friendly.
    Maaf yh, gk bisa komen d'chap sebelum'a, qu mw komen tp susah bgt. Soal'a aq baca pke hp

    BalasHapus
  2. chingu ini sudah end ??? :D
    Dari kaleng soda, beranem ala gengster?, promnight?, patah hati, semua menjadi cinta dan itu karena kaleng soda wkkwkwk kisah unik bnget kekke
    nah loh jaejong sukurin ga pa kan g mkn apel 2 minggu, salah siapa nnatngin kekekke
    chingu buat minzy lagi dong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah iya, kasian kalo gak end Suzynya digantung terus :p
      Minzy lagi? wah kayaknya aku mau rehat dulu buat nulis ff romance :))

      Hapus

Apresiasikan tulisan author :)